Sunday 11 November 2012

Contoh PTK SD Kelas 5: Upaya Peningkatan Kompetensi Menulis Karangan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Model Pakem Bagi Siswa Kelas V SD ........ 01 Semester I Tahun Pelajaran 20......


Upaya Peningkatan Kompetensi Menulis Karangan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan  Model Pakem Bagi Siswa Kelas V SD Inpres Tappanjeng 01 Semester I Tahun Pelajaran 20...../20.....
Oleh: ……………………

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas,kreativitas, efektivitas, suasana belajar dan kompetensi menulis karangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan model Pakem bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng 01 semester I tahun ajaran 20..../20.....
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan ........... 20.... sampai dengan bulan ............ 20.......... Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan dengan kompetensi menulis karangan untuk siswa kelas V masuk materi program semester 1 tahun ajaran 20..../20....  Adapun Yang menjadi subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng UPTD Pendidikan Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng, dengan jumlah siswa ... yang terdiri dari......laki-laki dan ....... perempuan.
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data, data kualitatif hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II, sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriftif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II, kemudian direfleksi.
Hasil penelitian melalui model Paikem kompetensi menulis karangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan model Paikem bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng 01 semester I tahun ajaran 20..../20.... meningkat Dari siklus I ke siklus II, terdapat peningkatan Dari kategori cukup aktif menjadi aktif. Aspek Kreatifitas Meningkat dari kategori cukup kreatif menjadi kreatif; Aspek efektivitas meningkat  dari kategori cukup efektif menjadi efektif .Aspek suasana belajar meningkat  dari  kategori cukup menyenangkan menjadi menyenangkanSedangkan hasil belajar Dari kondisi awal  ke siklus II mengalami peningkatan yaitu  dari 4 siswa (25 %) yang mendapat nilai tuntas menjadi 16 (100%) meningkat 12 (75 %). Nilai rata-rata dari 60,31 menjadi76,25 meningkat sebesar 15,94
Kata Kunci : Kompetensi Menulis Karangan. Model Pakem.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
                  Mengarang merupakan salah satu kompetensi yang harus dukuasai oleh siswa. Kegiatan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan. Keterampilan menulis merupakan kegiatan produktif yang sebaiknya dimiliki  oleh seseorang. Pengetahuan serta keterampilan menulis dapat dimiliki melalui bimbingan dan latihan yang intensif, yaitu dimulai sejak di SD. Dengan memiliki kemampuan menulis peserta didik dapat mengkomunikasikan ide, penghayatan dan pengalamananya kepada berbagai pihak. Melalui pembelajaran menulis peserta didik dapat memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, emosional, serta berpikir kritis dan kreatif. Berdasarkan pengalaman di sekolah pembelajaran menulis khususnya mengarang masih mengalami kesulitan, ketika mendengar istilah menulis dan mengarang, bayangannya terkait pada sesuatu yang tidak menarik, menjemukan, dan bahkan memfrustasikan, yang mengakibatkan kompetensi menulis karangan siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng  Semester I tahun ajaran 20..../20.... masih rendah. Dari 16 siswa yang mendapat nilai  tuntas di atas KKM 6hanya ada (25 %) siswa dan yang mendapat nilai di bawah KKM ada 1(75 %) siswa, dengan nilai rata-rata kelas 60,31. Sedangkan dilihat dari kreativitas mengarang siswa juga masih rendah, dimana saat siswa membuat karangan belum sistimatis pokok pikiran yang disusun masih tumpang tindih. Kalimat-kalimat dalam paragraf yang disusun masih kacau, tidak pas, sering terjadi pengulangan kata dan kalimat satu dengan kalimat lain dan satu paragraf tidak nyambung.
Rendahnya kompetensi menulis karangan disebabkan karena guru masih berpandangan paradigma lama yaitu mengajar berpusat pada guru, dimana guru bertindak sebagai sumber informasi yang akan mentrasfer informasi kepada siswa, guru banyak menerapkan metode ceramah dan tugas, serta penyajian pelajaran yang monoton membuat suasana pembelajaran menjadi menjenuhkan dan  kurang dapat memotivasi siswa untuk lebih menyukai menulis karangan. Ketrampilan yang seharusnya dilatih dan dikembangkan kepada siswa justru didominasi oleh guru sendiri, sehingga ketrampilan mengarang terabaikan. Materi yang diberikan kepada siswa belum kontekstual atau belum sesuai dengan kehidupan nyata sehari-hari bagi siswa. Siswa hanya pasif menunggu datangnya informasi. Proses belajar mengajar seperti ini menyebabkan  siswa pasif, yang hanya memiliki pola belajar yang terkenal dengan DDCH ( Datang Duduk Catat, dan Hafal), atau D4 ( Datang Duduk Dengar, dan Diam).
Diharapkan guru perpandangan terhadap paradigma yang baru belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses ini bisa dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama dengan dengan orang lain. Mengingat belajar adalah kegiatan aktif siswa yaitu membangun pemahaman dari berbagai sumber informasi, maka partisipasi guru jangan sampai merebut otoritas atau hak siswa dalam membangun gagasannya. Dengan kata lain, partisipasi guru harus selalu menempatkan pembangunan pemahaman adalah tanggung jawab siswa, bukan guru, maka diharapkan guru menerapkan model Pakem.

Rumusan Masalah
Melalui penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah melalui model Pakem aktivitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20.... meningkat?
2.      Apakah melalui model Paikem kreativitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20.... meningkat?
3.      Apakah melalui model Paikem efektivitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20.... meningkat?
4.      Apakah melalui model Paikem suasana dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20.... menyenangkan?
5.      Apakah melalui model Paikem hasil kompetensi menulis karangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20.... meningkat?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan khusus dalam penelitian tindakan kelas dibawah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui peningkatan aktivitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20.....
2.      Untuk mengetahui peningkatan kreativitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20.....
3.      Untuk mengetahui peningkatan efektivitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20.....
4.      Untuk mengetahui suasana dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20....
5.      Untuk mengetahui peningkatan hasil kompetensi menulis karangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20.....
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian tindakan kelas dibawah ini adalah sebagai berikut:
a.       Manfaat bagi siswa, memberikan pengalaman belajar yang aktif, inovatif, kreatif dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan.
b.      Manfaat bagi guru, memberikan langkah dan arah yang jelas kepada guru dalam mengimplementasikan model PAKEM dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dalam pembelajaran Bahasa Indonesia serta memberikan masukan yang sangat penting bagi guru untuk memperluas pandangan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model PAKEM sehingga siswa dapat belajar lebih efektif dan efisien.
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pembelajaran Menulis Karangan di Sekolah Dasar
Hakikat Menulis Karangan
Secara umum pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar, berkomunikasi, mengungkapkan pikiran, perasaan, serta membina persatuan dan kesatuan bangsa. Khusus di SD pembelajaran lebih mengutamakan khusus untuk pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia sederhana melalui kegiatan membaca dan menulis atau mengarang (Depdiknas, 2010: 195).
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan sikap berbahasa baik secara lisan maupun secara tertulis. Sedangkan pembelajaran menulis secara khusus membimbing peserta didik agar mampu menggunakan gagasan, pendapat, pengalaman, pengalaman maupun pesan secara tertulis.
Teori menulis atau mengarang memang mudah dan gampang dihafal. Tetapi, menulis atau mengarang bukanlah sekedar teori melainkan ketrampilan. Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan bahas tulis (Suparno, 2008:3). Gagasan dapat diungkapkan dengan kata, kalimat, paragraf dan ketrampilan yang utuh. Ketrampilan menulis yang dimiliki seseorang tidak datang secara otomatis, tetapi harus dipelajari dan diasah terus menerus melalui pelatihan secara nyata dalam bentuk praktik langsung menulis bukan teori. Tanpa dilibatkan langsung dalam kegiatan dan latihan menulis, seseorang tidak akan pernah mampu menulis dengan baik. Dia harus mencoba dulu berlatih dengan berulang kali dalam memilih topik, menentukan tujuan, mengenali pembaca, mencari informasi pendukung, menyusun kerangka karangan, suka menulis dan menuangkan ide-idenya secara runtut dan tuntas dalam rincian bahasa yang terpahami.
Tahap-Tahap Penulisan Karangan
Sesuai dengan tahapan itu, tahap prapenulisan merupakan tahap kegiatan yang paling awal. Tahap perancangan karangan meliputi: penentuan topik karangan, penentuan tujuan penulisan karangan, dan penyusunan kerangka karangan.
Penentuan Topik Karangan
Agar kegiatan menulis dapat berlangsung secara efektif dan berhasil guna seperti yang diharapkan seorang penulis hendaknya memiliki pengetahuan tentang teknik-teknik atau cara-cara menulis dengan seksama sehingga diharapkan tulisan yang dituangkannya menjadi baik dan berbobot. Berkaitan dengan itu White (dalam Iim Rahma, 1997: 3) berpendapat bahwa seorang penulis yang baik harus dapat memilih dan menentukan isi pikiran yang akan dituangkannya ke dalam tulisan yang berupa topik.
Topik adalah suatu hal yang dibahas di dalam paragraf. Topik inilah yang sebelumnya berperan sebagai faktor pemersatu padu terhadap keberadaan sejumlah kalimat yang ada di dalam paragraf tersebut (Nuriadi, 2008: 144). Suparno ,(2008: 3.3) menjelaskan tentang istilah topik karangan dapat diartikan sebagai hal pokok yang dituliskan atau diungkapkan dalam karangan. Topik karangan  berbeda dengan tema karangan. Tema karangan adalah gagasan dasar yang mendasari sebuah karangan. Dengan demikian, tema manjadi gagasan dasar tempat beradanya topik. Dalam proses penulisan karangan, tema merupakan gagasan dasar yang menjadi tumpuan topik karangan. Topik karangan menjadi hal pokok yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan tema.
Penentuan Tujuan Penulisan
             Menurut Wahyudi (2010: 69), setiap tulisan memiliki tujuan, beberapa tujuan yang dikandung oleh tulisan yaitu: memberitahukan atau mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau membahagiakan, dan mengutarakan perasaan dan emosi yang berapi-api. Tulisan bertujuan memberitahu atau mengajar disebut wacana informative. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif. Tulisan yang bertujuan menghibur atau membahagiakan disebut wacana kesastraan, tulisan literer. Sedangkan tulisan yang bertujuan untuk mengekspresikan perasaan dan emosi disebut wacana ekspresif.
Penyusunan Rancangan Karangan
            Penyusunan rancangan karangan adalah langkah prapenulisan setelah penulisan topik.
Kerangka karangan (out line) adalah kerangka tulis yang menggambarkan bagian-bagian atau butir-butir isi karangan dalam tatanan yang sistematis. Dalam kerangka karangan akan tampak butir-butir isi karangan yang menggambarkan (1) sub-topik karangan, dari segi jumlah dan jenisnya, (2) urutan sub-topik isi karangan, dan (3) hubungan antar sub-topik dalam karangan. Dengan sifatnya yang sistematis, kerangka karangan menggambarkan organisasi isi karangan (Suparno, 2008: 3.8)
Model Penilaian Hasil Karangan
           Nurgiyantoro (1995: 303) menyebutkan model penilaian analitis dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: (1) model penilaian tugas menulis mempergunakan skala, (2) model penilaian tugas menulis dengan pembotan masing-masing unsur, dan (3) model penilaian tugas menulis model skala interval.
Dalam aktivitas menulis tersebut, yang pertama menekankan unsur bahasa, sedangkan yang kedua gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas-tugas menulis yang dilakukan di sekolah hendaknya diberi penekanan yang sama. Artinya, walaupun tugas itu diberikan dalam rangka mengukur kemampuan berbahasa, penilaian yang dilakukan sebaiknya mempertimbangkan ketepatan bahasa dalam kaitannya dengan konteks dan isi. Jadi, penilaian ditekankan pada kemampuan siswa mengorganisasikan dan mengemukakan gagasan dalam bentuk bahasa secara tepat ( Nurgiyantoro, 2001: 298).
Jenis-jenis Tes Pembelajaran Menulis
Sugito (2009:7.9) menyatakan beberapa tes yang biasa digunakan dalam pembelajaran menulis adalah:1). Tes Pratulis; 2). Tes Menulis Terpadu; 3) tes menulis bebas
Lebih lanjut, Nurgiantoro (1995:302) mengungkapkan bahwa penilaian terhadap karangan bebas mempunyai kelemahan pokok, yaitu rendahnya kadar objektivitas. Dalam hal ini, unsur subjektivitas penilai pasti berpengaruh. Sebuah karangan yang dinilai oleh dua orang atau lebih biasanya tidak akan sama skornya. Bahkan, sebuah karangan dinilai oleh hanya seorang penilai pun kondisinya berlainan. Ada kemungkinan skor yang diberikan berbeda. Masalah yang perlu dipikirkan adalah bagaimana cara memilih model penilaian yang memungkinkan penilai untuk memperkecil kadar subjektivitas dirinya.
Sementara itu, Zaini Machmoed (dalam Nurgiyantoro, 2001:303) menyatakan bahwa penilaian yang bersifat holistik memang diperlukan. Akan tetapi, agar guru dapat menilai secara lebih objektif dan dapat memperoleh informasi yang lebih memerinci tentang kemampuan siswa untuk keperluan diagnostik-edukatif, penilaian hendaknya sekaligus disertai dengan penilaian yang bersifat analitis. Penilaian dengan pendekatan analisis merinci karangan ke dalam aspek-aspek atau kategori-kategori tertentu. Memerinci karangan ke dalam kategori-kategori tersebut antara karangan yang satu dengan yang lain dapat berbeda tergantung jenis karangan itu sendiri. Walaupun pengkategorian itu bervariasi hendaknya kategori tersebut meliputi 5 pokok, yaitu: (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan, dan (5) respon afektif guru terhadap karya tulis.
Hakikat Model Paikem
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is funmerupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. <http://www.2lisan.com/rss/pengertian-pakem-menurut-para-ahli>(diakses 12 Agustus 2010)
Sufanti (2010: 38) menjelaskan PAKEM adalah pembelajaaran yang diciptakan oleh guru yang mampu membuat siswa aktif belajar, munculnya inovasi-inovasi yang terus menerus, mengembangkan kreativitas siswa, mampu mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan tetapi dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan.
Perencanaan model Paikem dalam Pembelajaran Menulis Karangan
Perencanaan pembelajaran atau biasanya disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajran di kelas. ( Muslich.2009: 53) perencanaan pembelajaran atau biasa disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas.
Budimansyah.dkk. (2010: 149-150) menjelaskan untuk mempersiapkan proses pembelajaran dengan pendekatan PAKEM, pendidik mempersiapkan beberapa langkah kegiatan sebagai berikut : (1) telah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) baik sebagai gagasan sendiri pendidik maupun minimal dengan mengembangkan dan atau memberikan pengayaan RPP yang telah dibuat oleh koleganya. (2) berdasarkan RPP tersebut, pendidik kemudian menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan, seperti sumber belajar (buku pelajaran, kamus atau ensiklopedia, koran dan majalah), media dan alat peraga yang digunakan. (3) memilih dan memperhitungkan dengan mantap bahwa strategi dan metode yang sesuai dengan RPP yang telah dikembangkan, (4) jika akan dilanjutkan dengan penilaian, maka lembar soal ataupun instrument penilaian yang akan digunakan telah disiapkan dengan baik dan lengkap. (5) siap dengan niat kuat untuk melaksanakan proses pembelajaran bersama peserta didik.
Pelaksanaan Model Paikem dalam Pembelajaran Menulis Karangan
            Langkah-langkah proses pembelajaran menggunakan model PAKEM yaitu melalui langkah persiapan,  pelaksanaan, dan refleksi. Menurut Rohmadi. (2009: 7) seorang guru bahasa Indonesia harus memahami betul strategi mengajarkan empat keterampilan berbahasa dengan terintegrasi satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, akan diperoleh kemampuan untuk menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Pengajaran menulis berbasis PAKEM dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut: (a) penjelasan tujuan pembelajaran keterampilan menulis kepada para siswa; (b) mempersiapkan media pembelajaran (topik-topik) yang akan digunakan bahan untuk berlatih keterampilan menulis untuk para siswa; (c) para siswa diminta berpasangan membentuk kelompok 4-5 siswa kemudian diberi nama kelompok, atau bisa juga secara individu bergantung pada topiknya; (d) kemudian masing-masing kelompok diberi topik untuk diamati dan dijadikan inspirasi; (e) kemudian para siswa atau secara berurutan kelompok-kelompok tadi memperentasikan hasil kelompoknya; (f) mintalah satu kelompok untuk mengomentari atau menanggapi kelompok lain; (g) perhatikan anak-anak yang tidak ada respon atau apresiasi dalam menulis atau diam saja.,teliti ada masalah apa anak tersebut tidak mau menulis; (h) kemudian berikan simpulan, penguatan, refleksi, dan tidak lanjut. ( Rohmadi dkk., 2009: 10-11).
Penilaian model Paikem
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didi (Depdiknas.2007: 4). Penilaian pendidikan adalah proses untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik. Hasil penilaian digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap ketuntasan belajar peserta didik dan efektivitas proses pembelajaran.
Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model PAKEM adalah penilaian otentik yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran peserta didik melalui beberapa teknik yang mampu mengungkapkan membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Untuk melakukan penilaian berbasis PAKEM dalam pembelajaran, ada baiknya guru memperhatikan sungguh-sungguh tentang beberapa hal yaitu: aktivttas, kreativitas, efektivitas, dan menyenangkan. Proses penilaian Paikem harus benar-benar objektif dan sesuai realitas yang ada. Jangan sampai ada yang ditutup-tutupi, karena hanya akan menghambat proses pengembangan selanjutnya. Dengan objektivitas yang tinggi. Evaluasi akan berjalan dengan baik dan efektif.
Kerangka Berpikir
Beradasarkan pada landasan teori yang diuraikan di atas dapat dijelaskan kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut :

























SISWA
Kreativitas  dan ketrampilan mengarang rendah
 


Right Arrow Callout: GURU Belum menerapkan model Paikem

Oval: KONDISI AWAL

 

 





SIKLUS I
Menggunakan model Pakem dilakasanakan di kelas
 
             
Menerapkanmodel Paikem

 
Oval: TINDAKAN                













SIKLUS II
Menggunakan model Paikem dilaksanakan di luar kelas

 
 

















Skema Kerangka Berpikir
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian dan kerangka berfikir di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :
1.        Melalui model Pakem dapat meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20.....
2.      Melalui model Pakem dapat meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20....
3.      Melalui model Pakem dapat meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20....
4.      Melalui model Pakem dapat meningkatkan suasana belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20....
5.      Melalui model Pakem dapat meningkatkan hasil kompetensi menulis karangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20....
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu dan Subyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan ......... 20.....sampai dengan bulan ....... 20....... Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan dengan permasalahan menulis  karangan untuk siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20....
         Yang menjadi subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20.... Pendidikan Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng, dengan jumlah siswa 30 yang terdiri dari 16 laki-laki dan 14perempuan.
Sumber  dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari subyek penelitian dan dari bukan subyek. Sumber data dari subyek penelitian merupakan sumber data primer yaitu tentang proses dan hasil belajar siswa.
            Sedangkan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
Alat Pengumpulan Data
1.    Dokumen yang berupa daftar nilai/ laporan penilaian, pengolahan dan analisis hasil belajar siswa yang digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar kondisi awal siswa.
2.    Penugasan digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa yang berupa lembar tugas.
3.    Pengamatan, menggunakan lembar penilaian yaitu untuk mengetahui proses belajar mengajar tentang aktivitas, kreativitas, efektivitas dan suasana belajar siswa.
Validitas Data dan Analisis Data
        Untuk memperoleh data yang valid mengenai  kompetensi menulis karangan  siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20.... yaitu :
1.      Proses pembelajaran siswa (pengamatan) divalidasi dengan melalui trianggulasi sumber yaitu data yang berasal dari siswa, guru, dan kolaborasi teman sejawat. Data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisis deskriftif kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan proses  siklus I dan siklus II.
2.      Produk yang berupa hasil karangan  divalidasi adalah lembar tugas dengan content validity diperlukan kisi-kisi kompetensi menulis karangan. Data yang berupa angka (data kuantitatif) menggunakan analisis deskriptif komperatif yaitu membandingkan hasil nilai ketrampilan mengarang kondisi awal, nilai tes siklus I, dan nilai tes siklus II kemudian direfleksi).
              Analisis data yaitu data kualitatif hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus II. Sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setalah siklus II, kemudian direfleksi.
Prosedur Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan/observasi dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Kondisi Awal
Hasil tes kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dapat dilihat tabel dibawah ini :





Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan belajar Kondisi Awal
NO
Interval Nilai
Frekuensi
Prosentase (%)
Keterangan
1
41-50
1
6,25
Belum Tuntas
2
51-60
11
68,75
Belum Tuntas
3
61-70
4
25
Jumlah
16
100

Sumber : Data September 2010
              Berdasarkan dari tabel diatas tentang hasil nilai pembelajaran menulis karangan siswa kelas V SD Negeri Banaran 01  Semester I tahun ajaran 2010/2011 ada 12 siswa atau 75 % dinyatakan belum tuntas, dan 4 siswa atau 25 % dinyatakan tuntas. nilai yang masih dibawah KKM 63 yaitu terdiri dari 1 siswa memperoleh nilai antara 41-50, 11 siswa yang memperoleh nilai antara 51-60, dan 4 siswa memperoleh nilai antara 61-70. Nilai rata-rata ulangan kondisi awal yaitu: 60,31.
Deskripsi Siklus I
Hasil pengamatan tentang proses pembelajaran siswa dan guru, kreativitas proses pembelajaran siswa dapat dilihat dalam tabel  berikut :
Prosentase  Proses Pembelajaran Siklus I
Aspek
Jumlah Skor
Rata-rata
Prosentase
Keterangan
1
Aktivitas
43
2,68
53,75
Cukup Aktif
2
Kreativitas
44
2,75
55
Cukup Kreatif
3
Efektivitas
42
2,62
52,5
Cukup Efektif
4.
Susasana Belajar
40
2,5
50
Cukup Menyenangkan
Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Siklus I
NO
Interval Nilai
Frekuensi
Prosentase (%)
Keterangan
1
51-60
5
31,25
Belum Tuntas
2
61-70
7
43,75
Tuntas
3
71-80
4
25
Tuntas
Jumlah
16
100

Sumber : Data Oktober 2010
              Berdasarkan dari tabel diatas tentang hasil nilai pembelajaran menulis karangan siswa kelasV SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20.... ada  siswa atau 31,25 % dinyatakan belum tuntas, dan 11 siswa atau 68,75 % dinyatakan tuntas. nilai yang masih dibawah KKM 63 yaitu terdiri dari 5 siswa yang memperoleh nilai antara 51-607 siswa memperoleh nilai antara 61-70, dan 4 siswa memperoleh nilai antara71-80. Nilai rata-rata ulangan siklus I yaitu: 69,06.
Deskripsi Siklus II
.Hasil pengamatan tentang proses pembelajaran siswa dan guru, kreativitas proses pembelajaran siswa dapat dilihat dalam tabel  berikut :
Tabel Perolehan  Proses Pembelajaran Siklus II
No
Aspek
Jumlah Skor
Rata-rata
Prosentase
Keterangan
1
Aktivitas
58
3,62
72,5
Aktif
2
Kreativitas
57
3,56
71,25
Kreatif
3
Efektivitas
57
3,56
71,25
Efektif
4.
Susasana Belajar
60
3,75
75
Menyenangkan
Tabel Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Siklus II
NO
Interval Nilai
Frekuensi
Prosentase (%)
Keterangan
1
61-70
6
37,5
Tuntas
2
71-80
6
37,5
Tuntas
3
81-90
4
25
Tuntas
Jumlah
16
100

              Berdasarkan dari tabel diatas tentang hasil nilai pembelajaran menulis karangan siswa kelas V SD Inpres Tappanjeng semester I tahun pelajaran 20..../20.... tseluruh siswa dinyatakan tuntas, 16 siswa mendapatkan nilai diatas KKM 63. yaitu terdiri dari 6 siswa yang siswa memperoleh nilai antara 61-70, dan 6 siswa memperoleh nilai antara71-80.  Dan 4 siswa memperoleh nilai antara 81-90. Nilai rata-rata ulangan siklus II yaitu: 76,25.
Pembahasan/Diskusi
Dalam pembahasan ini ada 3 hal yang akan dibahas, yaitu meliputi tindakan, aktivitas proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
1.    Tindakan
No
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
1
Belum menggunakanModel Paikem
Menggunakan Model Paikem dilaksanakan di dalam kelas
Menggunakan Model Paikem dilaksanakan di luar kelas
2.    Aktivitas Proses Pembelajaran
No
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Refleksi
1
Siswa :
Aktivitas, kreativitas, efektivitas, suasana belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan masih kurang.


























Aktivitas Kinerja Guru :
Pembelajaran terpusat pada guru dan penyampaian materi bersifat monoton tanpa variasi serta belum dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan
Aktivitas:
Jumlah skor : 43
Nilai rata-rata : 2,68
Prosentase :53,75 %
Katagori : Cukup Aktif

Kreativitas:
Jumlah skor : 44
Nilai rata-rata : 2,75
Prosentase : 55%
Katagori : Cukup Kreatif

Efektivitas:
Jumlah skor : 42
Nilai rata-rata : 2,62
Prosentase :52,5%
Katagori : Cukup Efektif

Suasana Belajar:
Jumlah skor : 40
Nilai rata-rata : 2,5
Prosentase :50%
Katagori : CukupMenyenangkan





Aktivitas Kinerja Guru:
Jumlah skor : 39
Nilai rata-rata: 3,00
Prosentase: 60,00%
Katagori : Kurang Baik
Aktivitas:
Jumlah skor :58
Nilai rata-rata :3,62
Prosentase :72,5 %
Katagori :  Aktif

Kreativitas:
Jumlah skor :57
Nilai rata-rata :3,56
Prosentase :71,25 %
Katagori : Cukup Kreatif

Efektivitas:
Jumlah skor :57
Nilai rata-rata :3,56
Prosentase :71,25 %
Katagori : Cukup Efektif

Suasana Belajar:
Jumlah skor :60
Nilai rata-rata :3,75
Prosentase : 75%
Katagori :Menyenangkan



Aktivitas Kinerja Guru :
Jumlah skor : 60
Nilai rata-rata: 4,61
Prosentase: 92,30 %
Katagori : Kurang Baik
Dari siklus I ke siklus II,terdapat peningkatan aktivitas, dari jumlah skor 43 menjadi 58 meningkat 15, rata-rata 2,68 menjadi 3,62, meningkat 0,94 prosentase 53,7 % menjadi 72,5%.Meningkat 18,88 Dari kategori cukup aktif menjadi aktif

Dari siklus I ke siklus II,terdapat peningkatan Kreatifitas, dari jumlah skor 44 menjadi 57 meningkat 13, rata-rata 2,75 menjadi 3,56, meningkat  0,81 prosentase 55 % menjadi 71,25%.Meningkat 16,25  Dari kategori cukup kreatif menjadi kreatif

Dari siklus I ke siklus II,terdapat peningkatan efektivitas dari  jumlah skor 42 menjadi 57 meningkat15, rata-rata 2,62 menjadi 3,56, meningkat  0,94 prosentase 52,5 % menjadi 71,25%.meningkat  18,75.Dari kategori cukup efektif menjadi efektif

Dari siklus I ke siklus II,terdapat peningkatan suasana belajar , dari jumlah skor 40 menjadi 60 meningkat 20,  rata-rata 2,5 menjadi 3,75 meningkat 1,25, prosentase 50 % menjadi 75%.meningkat  25 % Dari kategori cukup menyenangkan menjadi menyenangkan

Aktivitas kinerja guru siklus I dan siklus II terdapat peningkatan. Jumlah skor 39 menjadi 60 meningkat 21. Nilai rata-rata 3,00 menjadi 4,61 meningkat 1,61. Persentase 60,00% menjadi 92,30 % naik 32,30 %. Dari katagori kurang baik menjadi baik
3.    Hasil Belajar Siswa
No
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Refleksi Kondisi Awal ke Siklus II
1
Dari 16 siswa yang mendapat nilai :
Tuntas 4 siswa (25%), dan siswa yang belum tuntas 12 siswa (75%) nilai rata-rata 60,31
Dari 16 siswa yang mendapat nilai :
Tuntas 11siswa (68,75%), dan siswa yang belum tuntas 5siswa (31,25%) nilai rata-rata 69,06
Dari 16 siswa yang mendapat nilai :
Tuntas 16siswa (100%), dan nilai rata-rata 76,25
Dari kondisi awal  ke siklus II mengalami peningkatan yaitu  dari4 siswa (25 %) yang mendapat nilai tuntas menjadi 16 (100%) meningkat 12 (75 %). Nilai rata-rata dari 60,31 menjadi 76,25meningkat sebesar15,94.

No comments:

Post a Comment