Friday 16 November 2012

Contoh PTK Kelas V


Tugas Individu

PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK)
PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR ( PPKHB ) 




      OLEH :
Nama          
Nim            
Kelas          :  
No. urut      : 




PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL…………………………………………………………...      i                                                                                             
DAFTAR ISI.......................................................................................................    iii

BAB. I      PENDAHULUAN…...................................................................    1
            A. Latar Belakang Masalah.....................................................    1
            B. Masalah Penelitian.............................................................    2
                1. Identifikasi masalah.........................................................    2    
                      2. Rumusan Masalah..........................................................    3
                3. Pemecahan Masalah......................................................    3
            C. Tujuan Penelitian................................................................    4
            D. Manfaat Penelitian..............................................................    4
            E. Defenisi Operasional..........................................................    5
BAB. II      KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN............    6
            A. Kerangka Teori.....................................................................    6
                1. Pengertian Menulis.........................................................    6    
                      2. Tahapan Menulis.............................................................    7
                3. Karangan Argumentasi di Sekolah Dasar................... 11
                4. Tujuan Pendekatan Proses............................................ 18
            B. Hipotesis Tindakan.............................................................. 20

BAB. III      METODE PENELITIAN.......................................................... 21
            A. Jenis Penelitian................................................................... 21
            B. Lokasi dan Subjek Penelitian............................................ 21
            C. Faktor-Faktor yang di Selidiki............................................ 21
                1. Faktor Proses.................................................................... 21    
                      2. Faktor Hasil....................................................................... 22
                  D. Rencana dan Prosedur PTK............................................. 23         
                            a). Tahapan Perencanaan Tindakan................................ 24
                            b). Tahap Pelaksanaan Tindakan..................................... 24
                            c). Tahap Observasi............................................................. 25
                            d). Tahap Refleksi................................................................ 25
                        E. Instrumen Penelitian........................................................... 26 
                        F. Teknik Pengumpulan Data................................................ 27 
                        G. Teknik Analisis Data........................................................... 27 
                        H. Indikator Keberhasilan....................................................... 28 

       DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 29









BAB 1
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional murid dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu murid mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analisis dan imaginatif yang ada di dalam dirinya.
Salah satu bidang garapan bahasa Indonesia di SD yang memegang peranan penting adalah pengajaran membaca dan menulis khususnya penulisan karangan argumentasi. Tanpa melihat kemampuan menulis sejak dini, maka anak didik akan mengalami kesulitan dalam belajar terhadap semua mata pelajaran.
GBPP SD 1994, “bahan pelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat aspek yaitu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Keempat aspek ini mendapat forsi yang seimbang”. Dari keempat aspek ini dua diantaranya membaca dan menulis mendapat penekanan untuk ditingkatkan pengembangannya. Faisal (Warda, 2009).
Tingkat kemampuan menulis antara seseorang dengan yang lain terdapat perbedaan. Untuk mencapai hasil yang maksimal, pelaksanaan pengajaran menulis karangan argumentasi harus rencanakan secara terpadu, terarah, dan sistematis agar murid dapat memperoleh tingkat kemampuan menulis yang lebih baik karena gabungan antara membaca, menulis, dan hasil yang diperoleh sangat erat.
KTSP (2006:4) tujuan pembelajaran bahasa Indonesia seperti yang tercantum dalam buku petunjuk teknis membaca dan menulis adalah sebagai berikut :
a)  Memupuk dan mengembangkan kemampuan murid untuk memahami dan melaksanakan cara membaca dan menulis dengan baik dan benar, b)  Melatih dan mengembangkan kemampuan murid agar terampil mengubah huruf dalam kata menjadi suara dan terampil menulis bunyi/suara yang didengarnya. c)  Melihat keterampilan murid untuk memahami kata-kata yang dibaca dan mengingat arti dengan baik, d)  Melatih keterampilan murid untuk dapat menetapkan arti tertentu dari sebuah kata dalam konteks kalimat.

Oleh karena itu, peneliti bersama guru bermaksud untuk mengatasi permasalahan di atas dengan mengadakan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul  Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan Pendekatan Proses pada Murid Kelas V SD Inpres Bontocinde Tacciri Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa .




B.   Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, diidentifikasi masalah-masalah yang akan diteliti untuk memudahkan pemecahan masalah penelitian yang dianggap paling penting untuk ditemukan jawabannya, antara lain:
a)    Murid kesulitan dalam menentukan tema dan topik sebuah karangan.
b)    Kurangnya pengalaman belajar menulis karangan pada murid.
c)    Kurangnya pemahaman murid tentang pengembangan kata sehingga murid sulit mengembangkan cerita sesuai pengalamannya.
2.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengemukakan masalah adalah Apakah dengan menggunakan pendekatan proses dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi murid kelas V SD Inpres Bontocinde Tacciri Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.
3.  Pemecahan Masalah
a)    Melibatkan murid secara langsung dengan objek nyata.
b)    Mengarahkan murid untuk menemukan konsep-konsep terhadap materi yang dipelajari.
c)    Memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya.
d)    Mendorong murid untuk menemukan konsep-konsep baru.
e)    Mendorong murid untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari penulisan PTK ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi murid kelas V SD Inpres Bontocinde Tacciri Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa melalui pendekatan keterampilan proses.
D.    Manfaat Penelitian
1.     Manfaat Teoretis
a)     Melalui penelitian diharapkan guru Sekolah Dasar memiliki pengetahuan tentang penggunaan pendekatan proses dalam pembelajaran di Sekolah Dasar khususnya pada kelas V sebagai salah satu bentuk inovasi pendidikan.
b)     Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis tentang penggunaan pendekatan proses dalam proses pembelajaran.
c)     Menjadi bahan pertimbangan bagi praktisi pendidikan lainnya dalam membuat kebijakan pendidikan.
2.     Manfaat Praktis
a)     Dapat dijadikan pengalaman bagi guru, khususnya guru yang mengajar pada kelas V dalam upaya maningkatkan pemahaman murid pada materi menulis.
b)     Melalui penelitian ini diharapkan murid mendapat kesempatan dan pengalaman belajar menulis khususnya kelas V SD Inpres Bontocinde Tacciri Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.
c)     Menjadi bahan masukan bagi peneliti dan calon peneliti lainnya dalam melakukan penelitian dengan objek yang sama.
d)     Sebagai masukan kepada pihak sekolah, agar dalam proses belajar mengajar lebih menekankan penggunaan pendekatan proses dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan ke depan.
E.   Definisi Operasional
Memudahkan pembaca memahami variabel penelitian ini, maka didefinisikan variabel sebagai berikut:
1.    Menulis adalah kegiatan menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tulis.
2.    Karangan argumentasi adalah karangan yang dibuat berisi penjelasan-penjelasan dan pembuktian.
3.    Keterampilam proses adalah pendekatan yang digunakan untuk memudahkan murid menulis karangan argumentasi terdiri atas tiga tahap yaitu pra menulis, penulisan dan merevisi.



           BAB II
KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.   KERANGKA TEORI
1.    Pengertian Menulis
Dalam kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 ada empat kompetensi  yang harus dikuasai oleh murid SD khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu kompetensi membaca, menulis, berbicara dan menyimak. Pada keterampilan menulis harus segera dikuasai oleh murid di SD, karena dengan kemampuan dan keterampilan menulis ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses murid di Sekolah.
Anak-anak sudah terdorong untuk menulis jauh sebelum anak masuk TK. Mereka sering kelihatan memegang alat tulis dan sibuk menulis. Hasil tulisannya walaupun masih berupa corat-coret atau gambar, jika mereka ditanya menulis apa, mereka akan menjawab sesuai dengan apa yang akan mereka maksudkan. Mereka menulis dengan cara mereka sendiri. Hal ini sebagai bukti bahwa anak belajar bahasa, berkembang pengetahuannya, membaca-menulis secara alamiah di rumah dan di masyarakat berkembang secara bersamaan. Burn, dkk ( Muhammad Amier, 2007:40 ).
Tarigan ( Haryadi, 1996:77 ) mengemukakan bahwa Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut.. Menurut Syamsuddin (Hasani, 2005:1) Menulis adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran,  dan perasaan  secara  logis  dan  sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh pembaca. Menurut Hasani (2005:2) Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, sehingga penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata.
Menurut Akhadiah ( Haryadi, 1996:78 ) mengatakan bahwa “menulis sebagai suatu proses terdiri atas lima tahap, Yaitu (1)  pra menulis,         (2)  Menulis,          (3)  Merevisi        (4)  Mengedit,  dan
(5)  Mempublikasikan. Pada pra menulis murid diberi kesempatan menentukan apa yang akan ditulis dan sistimatika tulisan, murid mengumpulkan bahan-bahan tulisan dengan menggunakan buku-buku dan sumber lainnya untuk memudahkan dalam penulisan.
2.     Tahapan Menulis
Menurut Akhadiah (Haryadi1996:79) Di dalam menulis, ada beberapa tahap yang perlu diperhatikan diantaranya:
1)    Tahap Pramenulis
     Tahap ini merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang penulis melakukan berbagai kegiatan, misalnya menemukan ide gagasan, menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka dan mengumpulkan bahan-bahan ide tulisan dapat bersumber dari pengalaman, observasi, bahan bacaan, dan imajinasi. Oleh karena itu pada tahap pramenulis kadang diperlukan stimulus untuk merangsang munculnya respon yang berupa ide atau gagasan. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas, misalnya membaca buku, surat kabar, majalah dan sejenisnya, menyimak warta berita, pidato, khotbah, diskusi, dan seminar ;karya wisata, rekreasi dan sebagainya.
menulis, seperti halnya pemanasan bagi orang yang berolahraga. Menurut Suparno (Warda, 2009) mengatakan bahwa:
Tahap ini merupakan fase mencari, menemukan, dan mengingat kembali pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh dan diperlukan penulis. Tujuannya adalah untuk mengembangkan isi serta mencari kemungkinan-kemungkinan lain dalam penulisan sehingga apa yang ingin ditulis dapat disajikan dengan baik.

Kegiatan pada prapenulisan tampaknya sepele, tidak aneh bila banyak orang yang mengabaikannya. Padahal fase ini, sangat menentukan aktifitas dan hasil menulis berikutnya. Persiapan yang baik sangat memungkinkan untuk mengumpulkan bahan secara terarah, mengait padukan antar gagasan secara runtut, serta membahasnya secara kaya, luas dan dalam. Sebaliknya tanpa persiapan yang memadai banyak kesulitan yang kita temukan sewaktu menulis. Walaupun dipaksakan selesai, maka kita mungkin akan kecewa atau tertawa geli melihat tulisan yang kita buat.
Pada fase prapenulisan ini terdapat aktivitas memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran, pengumpulan bahan atau informasi yang diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk kerangka karangan.
2)    Tahap Menulis
Tahap menulis dimulai dengan menjabarkan ide kedalam bentuk tulisan. Ide-ide itu dituangkan kedalam bentuk kalimat dan paragraf. Selanjutnya, paragraf-paragraf itu dirangkaikan menjadi satu karangan yang utuh. Pada tahap ini diperlukan pula berbagai pengetahuan kebahasaan dan teknik penulisan. Pengetahuan kebahasaan digunakan untuk pemilihan kata, penentuan gaya bahasa, pembentukan kalimat, sedangkan teknik penulisan untuk penyusunan paragraf sampai dengan penyusunan karangan secara utuh.
Apabila pada tahap pramenulis belum ditentukan judul karangan, maka pada akhir tahap ini, penulis dapat menentukan judul karangan. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan pada saat menentukan judul, antara lain (1) singkat, (2) provokatif, (3) relevan dengan isi. Di samping itu, perlu diingat bahwa judul sebaiknya disusun dalam bentuk frase bukan kalimat.
Seperti telah kita ketahui, struktur karangan terdiri atas bagian awal, isi, dan akhir. Awal karangan berfungsi untuk memperkenalkan dan sekaligus menggiring pembaca terhadap pokok tulisan kita. Bagian ini sangat menentukan pembaca untuk menunjukkan kegiatan bacanya, karena kesan pertama begitu menentukan. Karena itu, diupayakan awal karangan semenarik mungkin.
Isi karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama karangan, berikut hal-hal yang memperjelas atau mendukung ide tersebut seperti contoh, ilustrasi, informasi, bukti atau alasan. Akhir karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca pada ide-ide inti karangan melalui perangkuman atau penekanan ide-ide penting. Bagian ini berisi kesimpulan dan dapat ditambah rekomendasi atau saran bila diperlukan.
3)    Tahap Merevisi
Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok dan ide penjelas, serta sistematika dan penalarannya. Sementara itu, aspek kebahasaan meliputi pilihan kata, struktur bahasa, ejaan, dan tanda baca. Pada tahap revisi masih dimungkinkan mengubah judul karangan apabila judul yang telah ditentukan dirasakan kurang tepat.
Pada revisi ringan, seperti yang disebabkan oleh kesalahan unsur-unsur mekanik, kegiatan perbaikan itu biasanya dilakukan bersamaan dengan penyuntingan. Tetapi untuk revisi berat misalnya karena kesalahan urutan gagasan, contoh atau ilustrasi, cara pengembangan, penyampaian penjelasan atau bukti. Kegiatan perbaikan itu biasanya dilakukan setelah penyuntingan selesai. Bila perbaiakan itu mendasar, maka kegiatan revisi berat ini biasanya diikuti dengan penulisan kembali karangan.
3)    Karangan Argumentasi di Sekolah Dasar
Pada kegiatan menulis bukan panjang tulisan yang diharapkan melainkan kejelasan isi tulisan serta defenisi pemakaian dan pemilihan kata. Selama kegiatan ini murid perlu disadarkan bahwa ada berbagai kemungkinan cara penataan atau menyusun kata. Oleh karena itu, penting sekali bahwa murid mendapat kesempatan dari temannya dengan saling membaca hasil tulisan sesama teman.
Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang produktif, artinya kemampuan menulis ini merupakan kemampuan yang menghasilkan, dalam hal ini menghasilkan tulisan. Menurut Budiasih (Warda, 2009) mengatakan bahwa:
Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan yang diperlukan antara lain kemampuan berpikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaidah tulisan-tulisan dengan baik.

Menurut Kosasih (Umri Nur’aini 2008:35) mengatakan bahwa “Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh”. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan dalam bentuk tulisan yang teratur.
1.    Perencanaan Karangan
Penyusun karangan sebaiknya dilakukan dengan perencanaan sebagai berikut:
a.  Menentukan Tema, dan Tujuan Karangan
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, dan religius. Dalam hal tertentu, tema sering disinonimkan dengan ide atau tujuan utama cerita. Untuk merumuskan tema yang baik dipergunakan ukuran sebagai berikut:
1). Menarik perhatian penulis
Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha untuk secara serius mencari data yang penting dan relevan dengan masalah yang ia karang. Penulis akan terdorong terus menerus agar karangannya itu dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya suatu topik yang sama sekali tidak disenangi, dapat menimbulkan kesalahan apabila terdapat hambatan-hambatan. Penulis tidak akan berusaha menemukan data dan fakta dalam memecahkan persoalan-persoalan yang ia hadapi.

2). Dikuasai penulis
Topik yang digarap harus pula dikuasai penulis. Sekurang-kurangnya ia mengetahui hal-hal yang mendasar dari persoalan yang hendak dikarangnya. Idealnya, topik itu merupakan sesuatu yang lebih diketahui penulis dari pada pembacanya.
3). Menarik dan aktual
Suatu karangan disusun tidak lain untuk dibaca oleh orang lain. Oleh karena itu, minat pembaca merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh penulis. Walaupun yang menarik minat-minat itu bergantung pada situasi dan latar belakang pembaca itu sendiri. Namun hal-hal berikut merupakan sesuatu yang dimintai masyarakat secara umum yang aktual, penting, penuh konflik, rahasia, humor, atau hal-hal lain yang bermanfaat bagi pembacanya.
4). Ruang lingkup terbatas
Apabila topik itu terlalu luas, pembahasannya akan dangkal. Pada akhirnya karangan itu tidak menarik pada pembaca. Pembatasan ruang lingkup topik, memungkinan untuk penulis untuk mengarang dengan penuh keyakinan dan percaya diri. Pembatasan topik dapat memberikan kesempatan bagi penulis untuk menelaah dan meneliti masalah yang akan ditulisnya secara intensif.

b.  Merumuskan judul karangan
Erat kaitannya dengan topik atau tema serta tujuan karangan, adalah judul. Apabila topik merupakan gagasan pokok yang akan dibahas, maka judul merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan itu. Judul berfungsi pula sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Sering kali judul dirumuskan lebih dulu sebelum karangan dibuat. Namun demikian, judul dapat pula dirumuskan setelah karangan itu selesai.
c.   Mengumpulkan Bahan/Data
Untuk memperkaya pemahaman dan pengetahuannya, seorang penulis harus mengumpulkan data, informasi, atau pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan tema karangan. Menurut Kosasih (Warda, 2009) mengatakan bahwa “pengumpulan data dapat dilakukan dengan membaca bahan acuan tertentu,yang mengadakan wawancara, atau pengamatan lapangan”. Kita dapat langsung mengamati objek yang akan kita karang dan dapat pula kita mengadakan percobaan. Kedua cara tersebut penting dilakukan agar data yang kita peroleh lebih mantap dan tidak meragukan.
d.  Cara Pengakhiran dan Penyimpulan.
Baik dari pengakhiran maupun penyimpulan, sama-sama terletak pada bagian penutup suatu karangan. Jadi, dari segi letak, keduanya memiliki persamaan. Bedanya dalam hal fungsi dan cara perumusannya. Pengakhiran merupakan bagian bacaan yang fungsinya menandakan bahwa bacaan itu selesai atau sudah berakhir. Bagian pengakhiran masih merupakan uraian, yang fungsinya sebagai penutup dari satu perincian. Hubungan antara bagian pengakhiran dengan bagian sebelumnya terbentuk dalam pola umum-khusus.
2.    Kerangka Karangan dan Jenisnya
Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis besar suatu karangan. Manfaat kerangka karanga:
a.    Memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan teratur.
b.    Memudahkan penempatan antara bagaian karangan yang penting dengan yang tidak penting.
c.    Menghindari timbulnya pengulangan bahasa.
d.    Membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang diperlukan.
Menurut Yunus (Warda, 2009) mengatakan bahwa “berdasarkan bentuknya, kerangka karangan dapat dibedakan kedalam bentuk kerangka kalimat dan kerangka topik”.



a.  Kerangka kalimat
Kerangka kalimat merupakan suatu bentuk kerangka karangan yang berupa pertanyaan-pertanyaan lengkap, yang perumusannya berupa kalimat berita atau kalimat tanya.
b.   Kerangka topik
Kerangka topik dinyatakan dalam kata atau frase. Dari segi kejelasannya. Kerangka topik tidak sejelas kerangka kalimat, kerangka topik sifatnya lebih longgar dan tidak kaku. Penyusunannya pun lebih mudah.
Langkah-langkah penyusunan kerangka karangan adalah sebagai berikut :
a). Mencatat semua ide. Langkah ini dilakukan setelah penentuan topik/tema dan tujuan karangan. Dalam langkah ini semua ide yang muncul berkenaan dengan topik karangan, diinventariskan tanpa kecuali.
b). Menyeleksi ide-ide. Dasar penyelesaiannya adalah :
(1) Relevan tidaknya ide dengan topik/ tujuan kerangka, (2) penting tidaknya ide tersebut untuk dibahas, (3) Disukai tidaknya ide tersebut oleh penulis, dan (4) Ada tidaknya data atau bahan penunjang untuk membahasnya.
3). Jenis-jenis Paragraf
Kriteria yang lazim digunakan dalam penjenisan paragraf adalah posisi atau tempat kalimat topik dalam paragraf.Berdasarkan kriteria tersebut, ada tiga jenis paragraf yang perlu murid ketahui. Jenis pertama adalah paragraf deduktif, kedua paragraf induktif, dan ketiga paragraf kombinasi deduktif dan induktif. Jenis paragraf ini memiliki kalimat topik pada bagian awal paragraf dan kalimat-kalimat pengembangan setelah kalimat topik. Hal ini berarti bahwa gagasan dasar dikemukakan lebih dulu dan gagasan-gagasan pengembang isi paragraf dikemukakan kemudian.
4). Prosedur Menulis Karangan Argumentasi
Penulisan suatu karangan argumentasi bertolak dari suatu topik. Topik yang sering disebut pokok persoalan, merupakan tempat mencari argumen. Sejalan dengan pendapat Keraf (Warda, 2009) mengatakan bahwa “pokok persoalan terdiri atas bagian-bagian pengalaman yang diturunkan berupa kesatuan proposisi bagi suatu argumen”.
Dalam praktiknya, kenyataan yang ada mengenai sebuah topik dirimuskan dalam pernyataan faktual yang mencerminkan kembali persepsi kita mengenai kenyataan itu. Dengan kenyataan yang faktual itu, berarti proposisi haruslah mengundang kebenaran.
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki seseorang dalam menulis argumentasi adalah kemampuan berpikir logis. Kemampuan ini penting dikuasai karena menulis merupakan perwujudan retorika, unsur pokok retorika adalah kemampuan berpikir secara logika atau kemampuan berpikir rasional.

4)    Tujuan Pendekatan Proses
Menurut Semiawan (Warda, 2009) Pendekatan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada pelibatan murid secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Menurut (Sahrudin, 2009) Pengertian pendekatan proses adalah pendekatan yang memberikan pengetahuan terhadap siswa mengenai hakikat ilmu pengetahuan dan siswa sendiri yang menemukan fakta dan konsepnya. Pendekatan keterampilan ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran disekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang semakin cepat dewasa ini.
Samatowa (Warda, 2009) mengemukakan bahwa keunggulan Pendekatan proses di dalam proses pembelajaran antara lain:
1)      Murid terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman murid terhadap materi pelajaran.
2)     Murid menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari.
3)     Melatih murid untuk berpikir secara kritis.
4)     Melatih murid untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran.
5)     Mendorong  murid untuk menemukan konsep-konsep baru.
6)     Memberi kesempatan kepada murid untuk belajar menggunakan metode ilmiah.

Menurut (Sahrudin, 2009) Pendekatan Keterampilan Proses di SD yaitu:
a)    Siswa mengklasifikasikan objek menurut bentuk, jumlah, dan ukurannya.
b)    Membuat model dan mempergunakan alat-alat peraga dalam proses pembelajaran.
c)    Siswa mampu membuat hipotesis dalam mengamati suatu objek.
d)    Membuat generalisasi dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus.
e)    Siswa mampu membuat inferensi berdasarkan objek yang diamati.
f)     Siswa menginterpretasikan data yaitu mampu mengolah data.
g)    Mengambil keputusan berdasarkan alternatif yang dipilih.

Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesimpulan intelektual. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman murid. Misalnya sebelum melaksanakan penelitian, murid terlebih dahulu harus mengobservasi atau mengamati dan membuat hipotesis. Alasannya tentulah sederhana, yaitu agar murid dapat menciptakan kembali konsep-konsep yang ada dalam pikiran dan mampu mengorganisasikannya.
Selain itu, Usman (Warda, 2009) menggolongkan pendekatan proses adalah sebagai berikut:
1.    Pengamatan, yaitu keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan indera.
2.    Menggolongkan (mengklasifikasikan), yaitu ketermpilan menggolongkan benda, kenyataan, konsep, nilai atau kepentingan tertentu. Untuk membuat penggolongan perlu ditinjau persamaan dan perbedaan antara benda, kenyataan, konsep sebagai dasar penggolongan.
3.    Menafsirkan (menginterprestasikan), yaitu keterampilan menafsirkan sesuatu berapa benda, kenyataan, konsep dan informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, perhitungan, penelitian atau eksperimen.
4.    Meramalkan, yaitu mengantisipasi atau mengumpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan, pola tertentu, hubungan antara data, atau informasi. Misalnya, berdasarkan pengalaman tentang keadaan cuaca sebelumnya, murid dapat meramalkan keadaan cuaca yang akan terjadi.
5.    Menerapkan yaitu menggunakan hasil belajar berupa informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori dan keterampilan. Melalui penerapan hasil belajar dapat dimanfaatkan, diperkuat, kembali atau dihayati.
6.    Merencanakan penelitian, yaitu keterampilan yang amat penting karena menentukan hasil tidaknya melakukan penelitian. Keterampilan ini perlu dilatih karena selama ini pada umumnya kurang diperhatikan dan kurang terbina.
B.    Hipotesis Tindakan
Jika pendekatan keterampilan proses digunakan pada pembelajaran menulis karangan argumentasi kelas V, maka pemahaman murid terhadap penulisan karangan argumentasi kelas V Sekolah Dasar Inpers Bontocinde Tacciri Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa dapat ditingkatkan.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.   Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian survey. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berdaur ulang (siklus) yang terdiri atas empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
B.   Lokasi dan Subjek Penelitian
1.    Lokasi Penelitian
      Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Inpers Bontocinde Tacciri Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Kondisi gedung dalam keadaan normal, terdapat 1 buah papan tulis, 1 buah meja guru,1 buah lemari,  27 meja dan kursi murid.
2.    Subjek Penelitian
       Kelas V Sekolah Dasar Inpers Bontocinde Tacciri Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Dengan jumlah murid sebanyak 25 orang murid terdiri atas 12 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Prestasi tertinggi murid 80,5, sedang 70,5 dan terendah 60,5. Pendidikan rata-rata orang tua murid Sekolah Dasar (SD).
C.   Faktor – Faktor yang Diselidiki
1.    Faktor Proses
  Melalui interview dan observasi kepada guru dan murid kelas V. Dari hasil interview di peroleh data tentang kemampuan menulis karangan argumentasi murid kelas V SD Inpres Bontocinde Tacciri Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa masih kurang, yaitu sulit menentukan tema dan topik sebuah karangan. Hasil observasi terhadap guru terungkap, antara lain:
1) guru tidak membimbing murid untuk menulis contoh karangan argumentasi.
2) murid tidak dilatih membuat kerangka karangan.
3) murid tidak diberi kesempatan untuk mengumpulkan data atau bahan pelengkap dalam membuat suatu karangan argumentasi.
 4) murid tidak dilatih untuk menemukan tema atau topik sebuah karangan.
 5) hasil menulis karangan argumentasi di bawah 50%.
2.    Faktor Hasil
Hasil teks terhadap murid kelas V SD Inpres Bontocinde Tacciri Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa terungkap:
1) 12 murid sulit menentukan tema dari sebuah karangan.
2)  8 murid sulit menarik kesimpulan dari suatu karangan, dan
3) 5 murid yang kesulitan dalam membuat kerangka karangan.   Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1) pemahaman guru terhadap proses pembelajaran menulis karangan argumentasi belum maksimal dan,
2) guru tidak memberikan bimbingan kepada murid dalam membuat langkah-langkah pembuatan kerangka karangan.
D.    Rencana dan Prosedur PTK
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berdaur ulang (siklus) yang terdiri atas empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:
Permasalahan
Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan I)
Perlaksanaan Tindakan I
 

Refleksi I
Belum Tuntas
Analisis Data I
Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan II)


Perlaksanaan Tindakan II

Observasi (Monitoring)
 


Refleksi II
Berhasil
Kesimpulan
Analisis Data II

Observasi (Monitoring)








Bagan 1.2 Skema PTK yang diadaptasi Arikunto (Warda, 2009).
Dalam melakukan penelitian penulis menempuh suatu tindakan penelitian melalui dua siklus. Pada siklus pertama penulis mengdiagnosis masalah, pada siklus pertama setelah mengadakan observasi penulis mengadakan persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan mengevaluasi murid dan mengadakan evaluasi hasil belajar. Dan pada siklus kedua setelah mengadakan observasi penulis mengadakan langkah persiapan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran serta melakukan evaluasi dan menarik sebuah kesimpulan dan menggunakan pendekatan keterampilan proses. Secara umum kegiatan pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:
a)    Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan adalah persiapan perencanaan pembelajaran menulis dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.    Menyamakan persepsi antara guru dengan peneliti, guru dan teman sejawat tentang penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
2.    Secara leboratif menyusun rencana tindakan pembelajaran.
3.    Menentukan bahan dan media pembelajaran yang digunakan.
4.    Menyusun rambu-rambu instrumen data keberhasilan guru maupun instrumen data keberhasilan murid, berupa data observasi, pedoman wawancara dan tes.
5.    Peneliti memberikan bimbingan kepada guru dan teman sejawat cara mengimplementasikan rencana pembelajaran siklus I sebelum pelaksanaan tindakan.
b)    Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini diimplementasikan rencana kegiatan yang telah disusun secara kolaboratif, sehingga pada kegiatan penelitian dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses akan melalui dua siklus kegiatan. Setiap siklus terdiri dari empat fase yaitu: 1) rencana tindakan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, dan 4) refleksi.
c)    Tahap Observasi
Pada tahap ini dilakukan untuk mengamati serangkaian tindakan dalam penelitian baik selama proses maupun saat selesainya tindakan. Fokus observasi adalah guru dan murid. Aktivitas guru dapat diamati mulai tahap pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Data aktivitas guru dan murid diperoleh dengan menggunakan format observasi, pedoman wawancara, dan tes seperti pada lampiran.
d)    Tahap Refleksi
Tahap refleksi adalah serangkaian tindakan dalam penelitian yang mencakup kegiatan menganalisis, memahami, menyelesaikan, dan menyimpulkan pengamatan hasil dari refleksi menjadi informasi tentang sesuatu yang terjadi yang diperlukan sebagai dasar perencanaan kegiatan berikutnya.
Untuk keberhasilan dapat dilihat dari aspek guru dan murid. Keberhasian dari guru dapat dilihat dari kemampuan mengimplementasikan perencanaan pembelajaran melalui tiga tahap  yaitu, tahap awal, inti, dan akhir kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.
Tindakan pada materi ini berlangsung 2 siklus apabila pada tindakan pertama berhasil sesuai apa yang ingin dicapai, maka akan dilakukan tindakan kembali sampai memenuhi kriteria pencapaian target yang telah ditentukan, dan siklus tindakan akhir atau dihentikan apabila:
1.    Hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran telah tercapai.
2.    Hasil wawancara telah memberikan informasi bahwa murid merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran.
3.    Tes yang telah diberikan pada akhir tindakan dapat diselesaikan murid baik murid yang berkemampuan rendah, sedang maupun tinggi.
Dalam penelitian ini murid belum pernah belajar tentang menulis karangan argumentasi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses. Oleh karena itu, pembelajaran dilaksanakan dalam satu kelas yang terdiri dari 25 orang murid yang merupakan subjek dari penelitian ini.
E.     Instrumen Penelitian
Pada tahap ini dilakukan Fokus observasi untuk mengamati serangkaian tindakan dalam penelitian baik selama proses maupun saat selesainya tindakan. Data aktivitas guru dan murid diperoleh dengan menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara, dan tes tertulis.
F.    Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (Warda, 2009) Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari tes, wawancara, dan obervasi dengan uraian sebagai berikut:
1.    Observasi yaitu salah satu cara untuk mengambil data aktivitas murid dan guru dengan menyiapkan format observasi, sesuai perencanaan pengajaran yang telah dibuat yang terdiri atas bagian awal, inti dan penutup.
2.    Tes dilakukan untuk memperoleh data kemampuan menulis karangan argumentasi murid. Tes ini digunakan setiap akhir siklus.
3.    Wawancara dilakukan untuk menjaring data pelengkap.
G.    Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sebelum dan sesudah pengumpulan data. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil perolehan data dari guru dan murid pada tahap refleksi dan siklus penelitian. Data terkumpul disetting untuk memperoleh informasi tentang perkembangan pembelajaran termasuk aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang dimiliki oleh murid. Perkembangan-perkembangan setiap siklus dapat menjadi acuan untuk melihat tingkat keberhasilan penelitian. Aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah hasil kerja murid (tes formatif, lembar kerja murid dan aktivitas guru dan murid selama pembelajaran). Arikunto (Warda, 2009).
H.   Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini meliputi indikator proses dan hasil dalam penelitian penggunaan pendekatan proses. Dari segi proses ditandai oleh kreatifan murid dalam pembelajaran.
Adapun kriteria yang digunakan untuk mengungkapkan kemampuan menulis karangan argumentasi murid adalah sesuai dengan kriteria standar yang dikemukakan oleh Nurkancana (Warda, 2009) adalah sebagai berikut:
“Tindakan kemampuan 90%-100% dikategorikan sangat tinggi, 80%-89% dikategorikan tinggi, 65%-79% dikategorikan sedang, 55%-64% dikategorikan rendah, dan 0%-54% dikategorikan sangat rendah.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka peneliti menentukan tingkat keberhasilan tindakan pada penelitian ini dilihat pemahaman murid secara individu pada setiap siklus telah meningkat dan menunjukkan tingkat pencapaian ketuntasan belajar dengan nilai 7,5.







                               DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa               Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Amier Muhammad, dkk. 2007. Pendidikan Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi Sekolah dasar. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

Baraja. M.F. 1975. Pelajaran Mengarang Pengajaran Bahasa Indonesia. Th. 1 No. 3. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Hlm 42-46.

Haryadi, dkk. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Makassar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ningsih Warda. 2009. Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan Pendekatan Proses pada Murid Kelas V SD. Makassar: Program Strata satu (S1) Univestitas Negeri Makassar.

Nur’aini Umri, dkk. 2008. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar    Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Sahrudin. 2009. Pendekatan Keterampilan Proses di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Education Blog.

Tim Penerbit Buku Kompas. 2002. Pelajaran Mengarang. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Sumber-sumber lain :

No comments:

Post a Comment